PEMANFAATAN MEDIA KACA DALAM PEMBELAJARAN HYBRID DI SD NEGERI KEBOAN

Abstract

Sistem pembelajaran tradisional di SD Negeri Keboan menghadapi beberapa tantangan, diantaranya: kurangnya interaksi, keterbatasan materi pembelajaran, dan kurangnya variasi metode pembelajaran. Hal ini memaksa Guru untuk menemukan berbagai inovasi pembelajaran agar proses pembelajaran yang selama ini hanya berpusat di kelas dapat terkoneksi dengan cara belajar anak dari rumah. Pelaksanaan pembelajaran Hybrid menjadi salah satu model pembelajaran yang dapat dilakukan di SD Negeri Keboan. Salah satu alternatif strategi pembelajaran yang dapat diaplikasikan adalah dengan penggunaan Kaca (Aplikasi Camtasia). Penggunaan kaca akan membantu siswa dalam memahami konsep yang dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan aplikasi dapat digunakan disandingkan dengan berbagai aplikasi yang lain, baik itu powerpoint, word, pdf, youtube, dan sebagainya sehingga mudah untuk memadukan berbagai materi dari berbagai sumber belajar yang berbeda menjadi satu kesatuan yang menarik. Diharapkan setelah menggunakan Kaca (Aplikasi Camtasia) ini, pemahaman konsep dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Dalam penelitian ini, subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas 4 di SD Negeri Keboan Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang, tahun pelajaran 2023/2024. Penelitian dilakukan pada mata pelajaran Matematika dengan pokok bahasan operasi hitung pada bilangan cacah. Prosedur dan langkah-langkah dalam melaksanakan tindakan mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart dalam Rofi’uddin (1996) berupa siklus spiral yang terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi, yang diikuti siklus spiral berikutnya. Dari data yang dikumpulkan menunjukkan bahwa keaktifan siswa cukup baik, rasa percaya dirinya meningkat, siswa antusias dalam pemecahan masalah. Siswa juga aktif menganalisis soal-soal yang diberikan dengan menggunakan inovasi Kaca (Aplikasi Camtasia). Siswa merasa senang mengikuti pelajaran ini, dan nilai rata-rata matematika siswa menunjukkan peningkatan yang signifikan yakni dari nilai rata 51,29 menjadi 77,42 dengan ketuntasan hasil belajar siswa dari 25,81% menjadi 90,32% yang mana nilai ini sudah mencapai di atas kriteria kesuksesan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa inovasi pembelajaran ini berhasil mendapatkan hasil belajar yang optimal yang mendukung tercapainya tujuan pembelajaran